Sunday, January 7, 2024

WISATA PANTAI MERTASARI SANUR


Pantai Mertasari Sanur merupakan salah satu deretan pantai indah yang bisa dikunjung selama pergi ke Sanur. Selain Mertasari, ada pula beberapa deretan pantai indah lainnya yang juga ramai oleh para wisatawan. Di antaranya adalah Pantai Segara Ayu, Pantai Matahari Terbit, Pantai Bali Beach, Pantai Semawang, Pantai Karang ataupun Pantai Sindhu. Dan dari deretan pantai-pantai tersebut, Pantai Mertasari mempunyai keunikan serta ciri khas tersendiri. Di tempat ini, para traveler bisa merasakan suasana pemandangan indah yang sangat menarik. Selain dapat menyaksikan pemandangan matahari terbit, Pantai Mertasari ini juga merupakan lokasi untuk bisa melihat pemandangan sunset . Hal ini memungkinkan karena Pantai Mertasari menghadap ke arah utara. Para pengunjung pun dimanjakan dengan keberadaan gazebo pinggir untuk menyaksikan pemandangan matahari terbenam dan matahari terbit. Selain itu, pantai ini juga menjadi tempat bermain air serta berenang yang ramai oleh para pengunjung. Tak ketinggalan, masyarakat setempat juga kerap menjadikan Pantai Mertasari sebagai lokasi bermain layang-layang. Pantai Mertasari Sanur ini juga banyak mempunyai spot foto favorit lho. Di bagian barat Pantai Mertasari, pengunjung bakal bisa menjumpai spot foto yang fantastis. Di tempat ini, terdapat deretan pohon bakau kering yang akan tampak sangat cantik kalau dijadikan latar belakang foto. Terlebih kalau berfoto di sini saat sore hari. Banyaknya spot foto menarik itupun membuat tempat ini juga kerap dipilih sebagai lokasi foto prewedding. Jadi, jangan heran kalau Anda akan mendapati keberadaan pasangan calon pengantin yang tengah berfoto mesra di area pantai Mertasari ini. 


Pantai Mertasari ini merupakan sebuah pantai indah yang ada di alamat Jl. Tirta Empul Sanur. Tempat ini pun bisa dijangkau baik menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Jadi tidak heran kalau Pantai Mertasari Sanur ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan. 


Untuk menuju ke lokasi Pantai Mertasari Sanur juga sangat mudah. Kalau berangkat dari Bandara Internasional Ngurah Rai, bisa lewat jalan Tol Bali Mandara lalu dilanjut ke jalan by pass Ngurah Rai. Waktu perjalanan dari bandara menuju ke pantai ini tidak terlalu lama, kurang lebih 30 menit perjalanan.

Saturday, November 21, 2020

GREEN CAFE - UBUD BALI

Green Cafe Tegalalang Ubud
DiNe WiTh NaTuRe
 
Bosan wisata pantai? mari melipir sejenak ke Tegalalang - Ubud. Di Tegalalang nggak hanya ada ceking terace yang udah terkenal itu. Nih ada juga Green Cafe, salah satu objek wisata yang menyajikan paket wisata komplit. Mulai dari pemandangan hamparan sawah, spot foto yang bagus-bagus buat instagram, kolam ikan, ayunan(swing) yang lagi hits dan kuliner yang enak dengan harga terjangkau.
Berikut ini sajian kuliner Green Cafe Mujair bakar, komplit dengan nasi dan lalapan 
Spaghetti Aglio Olio

Ayam bakar
 
Chicken Mushroom
 
Max Burger

                                                                           
 
Harga sangat terjangkau, dengan kisaran harga per porsi mulai dari Rp.45.000. Harga yang tergolong murah dengan kemasan wisata yang komplit. Suasana yang tenang ditengah sawah, pemandangan alam yang masih asri dan penuh pepohonan. Penyajiannya juga cepat, tidak perlu menunggu lama.
 
Tempat ini terbagi 3, ada yang dekat taman, depan kolam teratai dan lantai 2. Sepertinya tempat ini di desain untuk family style. Jadi cocok sekali untuk traveler yang datang berlibur bersama keluarga. Siang itu juga saat kami kunjungi, terlihat beberapa orang kantoran yang lagi meeting. Sepertinya cocok juga untuk sweet escape dari kepenatan ruang kantor. Jadi emang kalau pengen ngadain meeting dengan suasana berbeda, tempat ini juga sangat recomended untuk dikunjungi.
 
Ok segini dulu review singkat Green Cafe. Selebihnya bisa dilihat di link youtube :Green Cafe
 

 
 
 


Friday, November 20, 2020

MONTANA DEL CAFE - KINTAMANI

Ngopi disini bakalan betah berjam-jam

Keren kan pemandangannya :)

Ada mainan baru neh buat para influencer yang pengen foto-foto nya makin hits di instagram. Mari berkunjung ke Kintamani, tepatnya di MONTANA DEL CAFE. Yup bener banget, tempat ngopi ini lagi hits di medsos. Yang pengen spot instagramable, wajib main kesini.

Kurang lebih sekitar 2 jam berkendara dari Denpasar maka kalian akan menemukan tempat ini dengan pemandangan alam yang hijau menyejukan mata. Ada landscape gunung batur, danau batur beserta pemandangan pegunungan lainnya di sisi kiri dan kanan. Ditambah lagi cuaca dingin di Kintamani yang menyejukan.

Cafe ini tergolong baru banget. Dibuka pada awal Januari 2020, cafe ini menjadi perhatian banyak anak muda. Foto-foto yang banyak di posting di instagram membuat penasaran banyak orang. Dan akhirnya, pertama kali kami kunjungi, tempat ini penuh dengan pengunjung, kebanyakan dari luar Bali.

Sajian makanannya juga ok punya loh :


  Light snack :french fries dan ice cream

Smoothies dan frape

Kalian juga bisa memesan cake ulang tahun untuk merayakan bersama orang tercinta

Jadi tunggu apalagi, kalau main ke Bali sempetin kesini ya guys

Alamat :Jl. Raya Penelokan No. 889 Batur Tengah, Kec. Kintamani. Kab. Bangli

Info Tour :IG @davia_tour

Youtube channel : MONTANA DEL CAFE


 




Wednesday, November 11, 2020

KERATON HORSE CARRIAGE MUSEUM - YOGYAKARTA

 

KERATON HORSE CARRIAGE MUSEUM

caption :entrance of museum
 

The Dutch Influence In The Palace

Where did you know about a horse carriage? I believe, for most people probably more familiar with television cartoons like Cinderella, Ben Hur and from other Hollywood movies. But have you ever seen it directly, in Indonesia. This is the Keraton horse carriage museum, where the Dutch colonial era adorned the history of the Sultan of Yogyakarta since almost three centuries ago. These horse carriage are like Ferraris in the present day, so exalted that they are only used by the rich people only. Is very exclusive.

Yogyakarta Horse Carriage Museum is located on Jl. Rotowijayan Yogyakarta, or west of Yogyakarta Palace building. Museum which was established since the throne of Sri Sultan Hamengkubuwono VI have a various collections of horse carriage belonging to the Sultan of Yogyakarta. In ancient times these horse carriage were the vehicles of the Sultans for various purposes and important events organized by the Yogyakarta Palace.

Almost noon I visited this historic place. This building has a very strong Dutch character, solid concrete, high ceiling roof, and sunlight peering from the window gives the impression of ancient. I was greeted by some gentlemen, they were old but has  friendly face. That afternoon visitors are pretty much especially those who come with family and children.
Mr. Soklin, my guide that afternoon, took me around while giving a brief explanation of the history and uniqueness of each horse carriage. This museum has a variety of horse carriages that reach hundreds of years old. Mondro Juwolo Train (1800) for example, is a horse carriage ever ridden by Prince Diponegoro, Indonesia national hero. Of the 23 collection of horse carriages, 18 trains are still used for the purposes of palace greatness ceremonies, while the other 5 trains are not being used because of the condition is old and fragile.

HORSE CARRIAGE WITH THEIR ORIGIN

The colonial influence was deeply felt in the design of the horse carriage. I can clearly see some of the horse carriages that are European making factories. Mr. Soklin showed me a seal inserted with spijker AMSTERDAM in the Landower Ngabean (1901). Mr. Soklin tells, a foreign tourist said that spijker is a Dutch manufacturer that now produces Land Rover cars. There are also seals M.L.Hermans & Co, Den Haag, Netherlands. This seal is imprinted on the Kyai Jongwiyat train (1880). Seal of Queen Wilhelmina, was on Garuda Yeksa (1861). This train appears dashing itself with dragon ornaments and masculine chocolate paint. Around this train ornament is coated 18 carat gold weighing 20 kilograms. Local made trains are also in this museum. It is the Premili (1925)  made by G.Barends - Semarang but its parts are mostly imported directly from the Netherlands. This train is specifically boarded by royal dancers.

The Kanjeng Nyai Jimad horse carriages is the oldest one. This horse carriages is older than the age of Yogyakarta Palace. This horse carriages is also named based on Javanese belief spirit. The uniqueness also is, this horse carriages begins Nyai, not Kyai. Indicates that the naming of this horse carriages is based on the virtues of women. Nyai in Javanese, signifies women gender. Showing in the past that woman has a significant influence to the palace. The horse carriages is powered by eight horses and used during the reign of Sultan Hamengkubuwono I-III. This horse carriages was a gift from the Dutch government, by Governor Jacob Mossel (1750-1761). This horse carriage is no longer used and only a historical object.

The youngest horse carriages was the Kyai Rotopralaya. It was unknown year of manufacture but was purchased in Yogyakarta in 1938. This is a hearse carriage that was used to transport the bodies of Sultan Hamengkubuwono to IV in 1988. The uniqueness of this train, in addition to its largest size, is also decorated with little angel ornaments with so called cupid on Greek mythology. Mr. Soklin who had a strong Javanese accent actually gave me an explanation in English, "it's cupid ornament sir" so call it. Interesting and makes me wonder if this is a blend of eastern and western cultures.

In addition, in this museum we can see various photo documentation of Sultan activities that use the horse carriage as a transportation vehicle. We can also see a variety of riders equipment wich is strongly European style such as clothes, helmets, shoes, sticks and various other riding devices. All stored neatly in a large closet.

THE HORSE CARRIAGE MAINTENANCE

As a valuable object that has belonged to Sultan for several generations, the horse carriage are bathed and "fed" in the form of offerings. This ritual is called Jamasan, which always falls on the first Tuesday or Friday Kliwon in Suro month (in the Java calendar). The used water for cleaning is believed to be efficacious and can cure various diseases. Therefore it is often contested of many people.
Special care is given to the Garuda Yeksa, especially in its gold coating. To avoid eroding the gold, this horse carriage is cleaned up only when about to used. It is believed that every time it is rubbed or cleaned up, it loses around 6-7 grams of the gold.

Can you drive a horse carriage today? Of course it can be. In Malioboro Yogyakarta, horse carriages with local says delman can still be found everywhere. Delman is more concise and still used as a transportation, especially for tourism. Of course not as fancy as a horse carriage but can be used to traveling around Malioboro, including to the horse carriage museum.

 

caption : SEAL OF SULTAN HB KE 9 RECOGNIZED FROM THE NUMBERS OF WINGS
 

caption :Landower Ngabean, spijker amsterdam

 

caption :Landower Ngabean (1901)
 

caption :Kereta Premili dibuat G.BARENDS SAMARANG

caption :GUIDE MR SOKLIN SHOWING PHOTOGRAPH


caption : Garuda Yeksa

 

caption :garuda yeksa, SEAL OF QUEEN WILHELMINA

 

caption :BERLIN STAMP LAMP


caption :WARDROBE FOR CHARIOTEER

 

 

Saturday, October 31, 2020

D'JUNAS VILLA - UBUD

D’JUNAS VILLA

Jln. Bisma – UBUD

Halo gaesss... gw mau review salah satu villa di jalan Bisma-Ubud. Gw nginap di villa ini pas lagi masa pandemic covid-19 di bulan Oktober 2020, jadi sudah pasti dapat harga miring, orang-orang bilang harga korona, hehehe…

Okay langsung aja, harga sewa villa ini 800.000 IDR/night. Lumayan kan… Fasilitasnya, total terdapat 4 kamar (yang kami pakai saat itu hanya 3 kamar), masing-masing kamar diisi king size bed, kamar mandi, sofa, kulkas, AC, shower water heater. Model kamarnya pisah-pisah dengan format 1 kamar di atas, dua kamar di samping kanan dan kiri dari private swimming pool. Jadi ketiga kamar tersebut sama-sama punya akses langsung ke private swimming pool. Nuansa villa sangat asri, penuh dengan pepohonan rindang, pemandangan hijau menyejukan pandangan mata. Disini juga disediakan dapur yang menurut saya cukup luas untuk memasak. Dapurnya lengkap, fasilitas dapur ini sangat berguna bagi yang ingin memasak sendiri. Gelas, piring makan, sendok, garpu, kulkas 2 pintu, wastafel dan ruangan yang lumayan besar. Kolam renangnya juga dipartisi untuk dewasa dan anak-anak. Jadi villa ini sebenarnya cocok sekali untuk dipakai buat liburan keluarga. Untuk 1 unit villa seperti ini, saat kami tempati, cukup untuk 7 orang. Kalau buat beramai-ramai, rasanya bisa muat sampai 12 orang.

Nah, susahnya di akses masuk untuk yang bawa mobil. Motor bisa dibawa di parkiran dalam, akan tetapi untuk yang membawa mobil, parkirnya lumayan jauh dan terpisah dari area villa. Sepertinya pihak pengelola villa harus memikirkan bagaimana untuk menyediakan lahan parkir.    

Breakfast tidak dapat, karena saat itu paket yang kami pilih memang tanpa breakfast. Jika mau cari makan, cukup keluar ke jalan utama dan kalian akan dengan mudah menemukan banyak café, resto dan warung makan di sepanjang jalan Bisma.

Overall villa ini nyaman dan menyenangkan untuk staycation di masa pandemi covid-19. Recommended buat mereka yang datang berombongan atau keluarga besar.

Berikut ini foto-foto area villa :

 

Private swimming pool - room


Private swimming pool


 Private swimming pool - room


 Private swimming pool

 Private swimming pool


King size bed


Room


Bathroom


Room


 Sofa


Teras dan room yang menghadap kolam renang

Kitchen

Bagaimana?! bagus bukan... jadi tunggu apalagi, kalau ada kesempatan ke Ubud, villa ini merupakan pilihan tepat bagi kalian yang datang berombongan atau datang dengan seluruh keluarga besar.


 

WISATA PANTAI MERTASARI SANUR

Pantai Mertasari Sanur merupakan salah satu deretan pantai indah yang bisa dikunjung selama pergi ke Sanur. Selain Mertasari, ada pula bebe...